Loading

Minggu, 29 Desember 2013

( Seharusnya ) Merpati tidak pernah ingkar janji

Matahari masih berada diperaduannya. Kegelapan masih menyelimuti Bali kota yang menjadi tujuan wisata dunia sebagian wisatawan bahkan menyebutnya sebagai surga dunia.
Keheningan subuh itu pecah dengan celoteh dan tawa riang anak-anak yang seolah tidak ada rasa lelah sedikitpun setelah menempuh perjalanan cukup jauh diantara kota-kota yang mereka kunjungi dalam mengisi masa libur akhir tahunnya. Denpasar, Bali adalah kota kedua setelah Batu - Malang,  Jawa Timur.

Hari ini 27 Desember 2013 kami bersiap untuk mengejar penerbangan paling pagi dengan tujuan Mataram - Lombok sebagai kota tujuan terakhirnya. Jarak yang cukup jauh dari tempat menginap dengan bandara, kurang lebih 1 jam perjalanan  membuat anak-anak tidak sempat untuk mandi ataupun sarapan terlebih dahulu. Cukup dengan cuci muka, gosok gigi dan menghangatkan perut dengan segelas susu, teh, dan sereal. Diluar sudah menunggu sebuah taxi dan kendaraan jenis family untuk mengangkut semua menuju bandara internasional Ngurah Rai - Bali.

Disaat sebagian besar  masih terlelap dalam tidurnya dan terbuai mimpi kami sudah meluncur dijalanan dengan lancar. Berbeda sekali dengan lalu lintas disiang hari kemacetan dimana- mana tak ubahnya dengan lalu lintas ibu kota. Sedikit mengganggu kenyamanan berwisata. Ditambah lagi udara yang cukup panas membakar kulit. Namun tetap saja kota ini mempunyai daya magis yang kuat membuatnya sebagai salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. 

Menjejakkan kaki di bandara terlihat beberapa orang yang mungkin memiliki kepentingan yang sama yaitu mengejar penerbangan paling pagi. Koper-koper mulai diturunkan dari bagasi siap-siap untuk chek in. Mengejutkan tidak tampak seorangpun pegawai di maskapai Merpati, masih tertera tulisan "closed". Padahal di maskapai yang lainnya sudah tampak kesibukan pegawai dan penumpang untuk boarding. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 5.00 WITA. Satu jam menunggu masih belum tampak seorangpun merubah " close " menjadi " open ".

"Setahu saya selama ini tidak ada route penerbangan pagi dari Denpasar menggunakan Merpati dengan tujuan keberbagai kota. Merpati baru melayani penerbangan pada jam 12.45  " ujar seorang petugas bandara menjawab kebingungan kami. Jika demikian mengapa Merpati masih menjual tiket untuk penerbangan jam 07.00 WITA ? Tiket yang sudah kami booking sebulan sebelumnya.

Protes yang kami layangkan pada pegawai Merpati yang baru datang pada jam 06.30 WITA. Dijawab olehnya bahwa dia sudah mencoba menghubungi lewat telpon tiga hari sebelumnya. Penjelasan yang kami anggap sebagai pembelaan untuk menghindari kewajiban membayar kompensasi untuk setiap penerbangan yang mengalami delay lebih dari empat jam. Padahal sudah jelas tidak ada telpon sama sekali dari Merpati mengenai perubahan jadwal ini. Untuk apa pula kami harus sudah bersiap sejak dini hari jika tahu penerbangan di cancel ! Akhirnya 6 jam harus menunggu untuk perubahan jadwal tanpa pemberitahuan ini, mengesalkan......

Kekhawatiran yang sempat muncul tentang ketepatan jadwal penerbangan dari beberapa maskapai yang diulas berturut-turut disalah satu stasiun televisi akhirnya terjadi juga pada kami. Merpati menempati urutan terbawah dari beberapa maskapai untuk jadwal keberangkatan ini menunjukkan bahwa Merpati sering kali melakukan cancel dan ini tentu saja sangat merugikan calon penumpang.

Marah, kesal....tentu saja karena mengganggu kenyamanan diperjalanan wisata kali ini.  Maskapai tersebut seenaknya menjual tiket dengan jadwal yang sesungguhnya mereka sendiri tidak memiliki jadwal tersebut. Menyedihkan jika pemerintah masih mempertahankan maskapai ini.
Walaupun harus menunggu selama 6 jam di bandara karena delay anak-anak tetap bisa enjoy dan tetap happy, sampai akhirnya tiba di Mataram Lombok. Alhamdulillah...........setelah empat hari di Lombok bisa pulang kembali dengan selamat tanpa delay dengan menggunakan maskapai Garuda. 

Perjalanan diudara selama 1 jam 50 menit dari bandara internasional Lombok menuju bandara internasional Soekarno Hatta membawa kami pulang dengan selamat kembali ke rumah. Akhirnya sebuah ucapan manis keluar dari anak-anak " Mama terima kasih untuk hadiah liburan akhir tahun yang menyenangkan "
"Sebuah pengalaman berharga untuk lebih teliti memilih maskapai, jika perlu mencari informasi sebanyak mungkin maskapai yang akan dipilih sehingga tidak mengganggu jadwal dan kenyamanan perjalanan" 


Baru tiba di bandara Ngurah Rai
Fose Zahra
Tetap senyum meskipun lelah menunggu selama 6 jam

Rabu, 18 Desember 2013

Kendaraan untuk Kaum Difabel



Dimuat di Rubrik Gagasan Jawa Pos pada tanggal 17 Desember 2013.

Rubrik Gagasan Jawa Pos berisi sebuah ide yang unik dilengkapi dengan solusinya ditulis sekitar 100-250 kata. Dikirim ke opini@jawapos.co.id dengan Subjek : GAGASAN : JUDUL TULISAN. Jangan lupa sertakan biodata diri singkat di akhir naskah.



Versi tulisan asli : 

Kendaraan untuk Difabel

Ditengah karut marutnya lalu-lintas di kota-kota besar Indonesia. Pemerintah mengeluarkan kebijakan mobil murah yang semakin berpotensi memperparah kondisi lalu lintas saat ini yang memang sudah semrawut. Karena dengan demikian akan semakin mudah bagi masyarakat untuk bisa memiliki kendaraan sendiri. Namun kebijakan ini menimbulkan keprihatinan bagi masyarakat difabel yang sudah sangat merindukan kehadiran kendaraan yang aman dan nyaman digunakan oleh mereka.

Selama ini masih belum ada satupun perusahaan otomotif yang memproduksi secara masal. kendaraan yang dirancang khusus untuk difabel. Karena masih terbentur masalah regulasi yang cukup sulit dan berbelit. Padahal kendaraan untuk mereka yang berkebutuhan khusus tidak hanya sebagai alat transportasi tapi sudah menjadi aksesibilitas bagi pemakainya terutama untuk mereka yang tuna daksa. Sehingga pada akhirnya karena terdesak oleh kebutuhan untuk mobilitas. Kendaraan yang sudah tersedia di pasaran harus mereka modifikasi sendiri dengan biaya yang tidak sedikit dan mengabaikan faktor kenyaman yang penting bisa jalan. Hal ini tentu saja menimbulkan keprihatinan karena sebagai warga negara mereka tetap memiliki hak dan tanggung jawab yang sama sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.

Untuk langkah kedepan pemerintah diharapkan tidak melupakan hak dari kaum difabel untuk setiap kebijakan yang dikeluarkannya. Misalnya dengan mengeluarkan aturan satu kendaraan yang dirancang khusus untuk difabel dari setiap seratus kendaraan yang diproduksi secara masal. Seperti mengacu pada aturan undang-undang ketenaga kerjaan pasal 28 yang menyatakan : “ Pengusaha harus mempekerjakan sekurang-kurangnya satu orang difabel yang memenuhi persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan pada perusahaan untuk setiap seratus orang pekerja pada perusahaannya “ .



Jumat, 13 Desember 2013

Orang bule juga suka minum jamu

Daniel, 23 tahun seorang insinyur dari Hamburg, Jerman  yang sedang melakukan perjalanan ke sepuluh kota di Asia salah satunya Indonesia. Sempat tinggal selama tiga hari sebagai tamu di rumah kami beberapa waktu yang lalu. Dia datang sebagai teman dari keponakan yang sama-sama mempunyai hobby travelling. Menurut ceritanya dia sengaja mengambil cuti selama satu bulan untuk melakukan perjalanannya tersebut dan sengaja menabung selama satu tahun. 

Dia melakukan perjalanan ke beberapa kota di Asia dengan tujuan mempelajari budaya dari negara-negara yang dikunjunginya. Di Indonesia Jakarta, Bandung dan Jogyakarta menjadi kota tujuannya. Rupanya dia juga mempelajari beberapa kalimat Indonesia sebelum kedatangannya. Saya sempat terkejut ketika dia mengucapkan ucapan " selamat pagi " saat menemui saya yang tengah sibuk di dapur. Dikesempatan lain mengucapkan " terima kasih banyak " untuk hal- hal yang saya lakukan untuknya. Menurutnya  Asia cukup jauh dari negaranya oleh sebab itu dia benar-benar mempersiapkan perjalanannya dengan matang. 

Pada setiap negara yang dikunjunginya shopping bukanlah tujuan utama, dia lebih tertarik mengabadikan setiap moment pentingnya dengan beberapa foto yang ditunjukkan pada kami disetiap negara. Berbeda sekali dengan bangsa kita , kebanyakan dari kita tujuan keluar negeri itu untuk belanja/shopping. Dia lebih banyak membeli buku dari setiap negara sebagai teman selama diperjalanan. Saya sempat melihat beberapa buku yang dibawanya yang kebanyakan novel bergenre horor.

Banyak hal menarik selama Daniel menjadi tamu kami. Misalnya dia terheran-heran ketika melihat ada seekor ikan kecil didalam bak mandi. " Bukankah ikan itu seharusnya berada didalam aquarium ? "katanya. Dia tidak tahu jika di Indonesia banyak sekali nyamuk yang biasa bertelur ditempat penampungan air jernih salah satunya bak tempat menampung air mandi. Dia baru tahu bahwa tujuan ikan disimpan didalam bak mandi untuk memakan jentik-jentik nyamuk, diapun tersenyum. Tuh bule gak tahu di negara tropis seperti Indonesia banyak sekali nyamuk apalagi jika sudah musim kemarau.

Diatas meja makan sudah tersedia roti dan aneka temannya untuk breakfastnya Eh ........ dia malah tertarik untuk mencoba makan sepiring nasi goreng sisa anak-anak sarapan. Keesokan hari dia juga memilih sarapan nasi kuning. Daripada spagheti yang sengaja saya buat untuknya.

Dia juga tertarik untuk mencoba minum jamu dari mbak penjual jamu gendong yang menjadi langganan anak-anak setiap sore. Dan mencoba aneka gorengan seperti cireng, pisang goreng, tahu + tempe goreng juga combro yang habis disantapnya sebagai teman ngobrol dikala senja.  Disaat anak-anak Indonesia tergila-gila dengan aneka makanan Eropa seperti burger atau makanan-makanan junk food, tuh bule lebih tertarik memakan tempe goreng yang bisa 5-6 potong sekali makan.

Keesokan harinya saya tidak pernah menyiapkan masakan khusus yang disesuaikan dengan lidah dia. Biar dia sendiri belajar menyesuaikan makanan Indonesia dengan lidahnya. Kadang lucu ketika dia mencoba makan dengan sambal yang biasanya disajikan bersama pecel lele. Mungkin karena tidak terbiasa air matanya ikut bercucuran saat makan sambal, ha...ha...ha...

Satu hal yang boleh diambil pelajaran dari orang bule itu. Saya katakan pada anak-anak " Daniel belajar dengan sungguh-sungguh kemudian bekerja keras dan dari usahanya itu dia menabung untuk bisa keliling dunia " mungkin sedikit berbeda dengan kebiasaan anak-anak disini yang lebih banyak mengharapkan  dari orang tua untuk bisa berlibur ke luar kota atau luar negeri.

Semoga dengan kunjungannya menjadi motivasi untuk anak-anak lebih berprestasi dan mandiri.

Selasa, 10 Desember 2013

Ayam Goreng Kremes


Zahra si bungsu sangat hobby sekali makan dengan lauk ayam. Hampir setiap hari harus ada ayam tersedia diatas meja makan. Rasanya saya sendiri sampai bosan memasaknya. Mulai dari digoreng, bakar, ungkep atau di sayur tapi dia kurang suka jika di pepes.

Kalau di goreng , biasa setelah diungkep dengan aneka macam bumbu lalu di goreng begitu saja. Atau dibuat ayam goreng kelapa. Kelapanya dibuat seperti serundeng.

Suatu hari kakakku datang ke rumah, dia heboh menceritakan saat di rumahnya ada demo cara membuat ayam goreng kremes. " Hasil gorengan ayamnya gurih dan renyah dan  kremesnya itu crispy banget " katanya dengan penuh antusias saat menceritakannya. Namanya juga demo ujung-ujungnya ya pastilah jualan produk.

Bisa gak bikin kremesnya pakai penggorengan biasa tidak memakai penggorengan yang ditawarkan ? tanyaku, dia  bilang gak bisa hasilnya gak crispy seperti menggoreng dengan penggorengan khusus. Masa sih gak bisa , batinku ! Aku gak mau percaya, maka kucobalah resep yang diberikannya dengan memakai penggorengan yang biasa dipakai sehari-hari.

Dan hasilnya........dia kaget " kok bisa crispy sih padahal  kan pakai penggorengan biasa ?" Ha.........aku tertawa,  dia sudah dibohongi oleh para sales cantik itu. Tanpa penggorengan yang harganya muahalpun  masih bisa bikin ayam goreng kremes yang rasanya tetap crispy.

Ada yang mau mencoba bikin sendiri ? silahkan dicoba resepnya.
Bahan :
1ekor ayam kurang lebih 800 grm

Bumbu yang dihaluskan :
1. 6 siung bawang merah
2. 4 siung bawang putih
3. 1 ruas jari kunyit
4.  6 biji kemiri

Semua bumbu ini dihaluskan lalu ditumis hingga harum. Masukkan 1 batang serai, 2 lembar daun salam dan seiris lengkuas. Setelah harum masukkan air secukupnya kira-kira sampai ayam bisa terendam. Tambahkan garam secukupnya. Masak hingga ayam empuk dan bumbu meresap. Jangan sampai air ungkepnya habis karena air ini yang akan dipakai untuk membuat kremesnya.

Setelah dingin buat adonan kremes atau pencelup.

Bahannya : 15 sdm air ungkep, I butir telur ayam dan 5 sdm tepung kanji. Aduk jadi satu semua bahan ini hingga licin. Sisihkan

Kita mulai menggorengnya yuukkk.....
Masukkan minyak dalam jumlah banyak ke penggorengan biarkan sampai benar-benar panas. Setelah panas celupkan ayam dalam bahan pencelup masukan dalam penggorengan. Goreng hingga matang dengan memakai api besar. Lakukan sampai ayam habis.

Setelah ayam habis buat kremesnya dari sisa celupan tadi dengan cara masukkan celupan sesendok demi sesendok diatas minyak panas dengan cara memutar pada saat memasukannya. Biarkan menyatu karena jika sudah kering akan terpisah dengan sendirinya. Angkat jika sudah matang. Lakukan hingga adonan habis.
Akhirnya ayam matang siap disantap dengan nasi putih panas dan sambal lalap.

Coba nulis di blog pake android tapi bingung nih gimana masukin fotonya. Fotonya di upload belakangan aja ya......Selamat mencoba.

Alhamdulillah setelah otak atik fotonya bisa muncul juga

Kamis, 28 November 2013

Tentang Saya

Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Tini Djajadi cukup panggil saya Tini saja. Saya seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak yang beranjak remaja. Saya punya hobi masak dan membuat kue. Dari hobi ini lumayan bisa nambah-nambah penghasilan. Tapi sekarang aktifitas membuat kue tidak seperti dulu lagi karena kaki sudah tidak kuat berdiri terlalu lama. Daripada cuma duduk saja saya mulai belajar menulis di blog. Cuma saya agak moodian dalam menulis. Kalau pikiran lagi ruwet susah konsentrasi untuk nulis itulah kelemahan saya selama menulis di blog.

Blog ini saya namakan TIZARA , gabungan dari nama Tini, Zahra, Rangga dan Adi. Mereka adalah nama dari anak-anak dan suami. Mengapa saya namakan TIZARA ? karena saya sering menjadikan keluarga sebagai sumber inspirasi . Merekalah yang sering memberi saya motivasi dan menjadi sumber kekuatan ditengah segala keterbatasan fisik saya. Blog saya masih campur-campur, dengan berbagai kategori.

Di blog ini  ada kategori  ruang disabilitas , kenapa ? karena saya seorang disabilitas (polio kaki kiri). Saya harap pengalaman pribadi dan teman2 disabilitas lainnya yang saya share disini bisa bermanfaat untuk orang lain.  Sehingga mereka dengan disabilitas atau memiliki anak/keluarga disabilitas bisa lebih mengerti bahwa keterbatasan fisik bukan halangan untuk lebih maju dan berkreatifitas.

Karena saya moodian kalau nulis sehingga tidak banyak karya yang saya hasilkan.baru tiga buah buku antologi yang sudah dikeluarkan yaitu Rainbow kumpulan flash fiction - Rinra Publishing, Storycake Berpikir Positif - IIDN - Gramedia Pustaka Utama dan Hati Ibu Seluas Samudera - Sixmidad. Semua antologi itu juga sudah lama terbitnya hingga saat ini masih belum ada karya lagi yang saya keluarkan. 

Ingin mengenal saya lebih jauh ? bisa ditemui di Twitter  : @tiniadiza, IG  : @tinidjajadi, Fb: Tini Djajadi, email     : tizara42@yahoo.co.id










Rabu, 13 November 2013

Asam Jawa untuk membuat daging lebih cepat empuk

Hari Raya Idul Adha baru saja lewat, menu masakan dengan bahan utama daging mewarnai hampir sebagian besar rumah tangga. Mulai dari menu sederhana hingga menu yang cukup rumit dengan aneka macam bumbu. Jika kebetulan mendapatkan daging yang cukup alot ini yang seringkali membuat mood memasak jadi hilang.

Sebetulnya sekarang ada panci khusus untuk membuat daging jadi cepat empuk, yaitu panci yang memiliki tekanan tinggi/pressure cooker. Tetapi harga panci ini cukup mahal juga berat dibawa. Terkadang saya juga malas mengeluarkan panci ini jika tidak terlalu banyak daging yang akan dimasak. ( malas menyucinya karena berat )

Secara tidak sengaja mendapatkan tips cara membuat  daging lebih  cepat empuk  tanpa menggunakan panci khusus dari seorang penjual masakan. " Masukkan saja sedikit asam jawa kedalam rebusan daging gunakan api kecil saat memasaknya, Insya Allah daging empuk dengan sempurna " demikian katanya. Terdorong rasa penasaran saya mulai mencobanya, hasilnya benar-benar memuaskan daging menjadi cepat empuk.

Contoh Resep  Daging Empal  :

Bahan : 250 grm daging sapi rebus sampai empuk

Bumbu kasar : 2 lembar daun salam
                       1 batang serai
                       2 cm  lengkuas parut

Bumbu halus  :  3 siung bawang putih
                        3 siung bawang merah
                        1/4 sdt merica
                        1/2 sdt ketumbar
                        1/2 sdt jintan
                        1 cm jahe
                        3 butir kemiri 
                        1/2 sdm air asam jawa
                        garam dan gula merah secukupnya
                        100 - 150 ml santan
                        Kecap manis secukupnya sebagai pewarna

Cara membuat :
  1. Potong daging sesuai selera, tumbuk sebentar agar bumbu meresap
  2. Tumis bumbu halus sampai harum, masukan bumbu kasar campur dengan daging, aduk dan beri santan. Ungkep sampai bumbu meresap dan air hampir habis, tetapi masih basah ( nyemek-nyemek )
  3. Cicipi, rasanya harus manis dan asin. Beri sedikit kecap agar warna kecoklatan
  4. Angkat dan sajikan

Empal daging atau biasa juga disebut  dengan Gepuk menjadi makanan kesukaan ibu saya. Biasanya dimakan dengan nasi panas, lalapan dan sambel terasi  atau bisa juga ditambah sayur asem. Untuk mendapatkan empal yang cantik saya biasanya merebus dulu daging tanpa dipotong terlebih dahulu setelah itu baru dipotong sesuai selera dan dipukul-pukul atau digepuk. Karena jika daging dipotong terlebih dahulu akan menghasilkan empal yang keriput, karena daging akan mengecil ketika direbus setelah dipotong-potong.

Selasa, 12 November 2013

Khasiat Luar Biasa dari Seledri

Seledri ( Apium Graveolens ) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Di beberapa negara seperti Jepang, Korea dan Cina mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda. Dan digunakan daunnya untuk menyedapkan Sup atau sebagai lalapan. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa. Daun, tangkai daun, buah dan umbinya semua dimanfaatkan. 

Ada tiga kelompok seledri yang dibudidayakan :

  • Seledri daun atau seledri iris ( A. graveolens kelompok secalinum ) biasa diambil daunnya dan banyak digunakan dalam masakan Indonesia.
  • Seledri tangkai ( A. graveolens kelompok dulce ) tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya digunakan sebagai komponen salad.
  • Seledri umbi ( A. graveolens kelompok rapaceum ) membentuk umbi dipermukaan tanah, biasanya digunakan dalam sup, untuk semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K.

Seledri Daun

Umbi Seledri


Seledri tangkai


Tingginya kadar sodium dalam seledri sangat berguna untuk menjaga vitalitas tubuh. Masyarakat pedesaan mempergunakan seledri untuk menyembuhkan sakit panas pada anak-anak dengan cara menumbuk dan membalurnya.


PENYAKIT YANG DAPAT DIOBATI DENGAN SELEDRI :

Hipertensi, sakit mata, anemia, penghilang rasa sakit, sehat darah dan membersihkan darah, diare, diabetes, epilepsi, migran, buang air kecil yang mengandung darah, mencegah stroke, memperbaiki fungsi hormon dan menyembuhkan sakit panas.

Jus seledri dari seledri berdaun besar bisa meningkatkan kecerdasan, mengatasi herpes, gondok, sebagai pencegah kanker payudara, gagal ginjal dan untuk kesehatan gigi, membantu menurunkan / menetralkan kadar asam urat dalam darah, mengurangi rasa sakit pada persendian akibat asam urat, menormalkan gula darah, menjaga kesehatan jantung dan tulang, mengatasi infeksi saluran kencing, serta menetralisir efek degeneratif dan sebagai anti oksidan penangkal radikal bebas gondok dan digunakan juga untuk kecantikan.

Manfaatnya akan jauh lebih terasa apabila  kita rutin mengonsumsinya dalam keadaan  mentah.




Kamis, 24 Oktober 2013

Sebait Rindu Yang Terpendam

" Saya hanya bisa tersenyum kecut dan menahan diri setiap kali mendengar teman-teman bercerita tentang cucu atau menantu mereka.  Mereka bisa bebas kapan saja bertemu cucu dan anak mantu. Adakalanya anak mantu dan cucu yang datang sendiri tanpa mereka minta. Sementara saya hanya bisa menemui cucu  jika sudah ada ijin dari ibunya yang tidak lain menantu saya " ucap seorang Ibu disebelahku.

Kami berada di satu ruangan yang sama , ruang periksa dokter di salah satu klinik. Didepan kami duduk  dua orang wanita yang satu berusia kira-kira tiga puluh tahunan dan satu lagi berkisar lima puluh tahunan. Seorang anak perempuan cantik, gemuk menggemaskan berusia sekitar tiga tahunan dengan rambut lurus dan berponi. Anak perempuan tersebut duduk menggelendot manja dipangkuan Ibu yang lebih tua. Belakangan baru  kutahu beliau neneknya karena sesekali si anak memanggilnya dengan sebutan Eyang dan memanggil Bunda pada perempuan yang lebih muda. Oh ! mereka tiga generasi Eyang, Anak dan Cucu. Terlihat mereka sangat bahagia, walaupun sang Bunda agak sayu matanya mungkin menahan rasa tidak nyaman dengan tubuhnya.
Aku tengah memeriksakan diri untuk rasa pusing dan demam yang sudah tiga hari menyerang. Sementara Ibu disebelah mengaku merasa tidak nyaman dengan pencernaannya. " Saya iri melihat keakraban mereka, Bu " ucapnya lebih lanjut. Mereka begitu akrab, saling sayang dan saling peduli. Sementara saya untuk bertemu cucu semata wayang harus melalui aturan yang sempat membuat terhenyak. Ujarnya dengan nada yang mulai bergetar. Satu waktu saya datang mengunjungi mereka. Saya bawakan cucu  mainan yang dibeli dari uang yang dikumpulkan sebagai upah menjahit. Sesampainya dirumah mereka, tidak ada keceriaan apalagi terima kasih dari mantu. Mantu saya itu malah mengatakan " Bu, saya tidak pernah memberikan Dita mainan atau sesuatu jika dia belum menunjukkan prestasi yang membanggakan ". Apa saya salah memberikan sesuatu untuk cucu sendiri ? ucapnya dengan air mata yang sudah mulai menggenang di pelupuk matanya. Ada nada kepahitan yang tergambar dengan jelas dari nada bicaranya. Sekilas dilihatnya pasangan Ibu, anak dan cucu yang duduk didepan kami. Seulas senyum kepahitan menghias bibirnya yang tipis. Diambilnya sehelai sapu tangan dari dalam tas untuk menghapus air mata yang mulai menetes. Gurat-gurat kecantikan masih tergambar dengan jelas meskipun sudah mulai tampak garis-garis kerutan di wajahnya.

" Ibu Nourma Bambang " suara perawat memanggil pasien berikutnya. Ibu yang duduk disebelahku berdiri dan  langsung masuk kedalam ruang periksa. Ucapan terima kasih terucap dari bibirnya  karena telah menemani berbincang selama menunggu antrian didalam ruang tunggu klinik.

Ibu Nourma telah hilang dari pandanganku. Ingatanku melayang pada sebuah artikel tentang keluh kesah seorang Ibu yang merindukan anak dan cucu. Bertahun-tahun mereka terpisah setelah si anak memutuskan untuk menikah. Kabar pernikahan mereka hanya diperoleh lewat sambungan telepon tanpa mengundang mereka yang nota bene adalah orang tua kandungnya untuk menghadiri pernikahan. Dan setelah mereka menikah tidak pernah sekalipun datang berkunjung. Sekalinya orang tua ingin menemui mereka harus ada ijin atau minimal memberitahukan lewat telepon bahwa mereka akan datang. 

Ya Allah ! Ya Rabbi ! kupikir kejadian orang tua kesulitan untuk bertemu anak, cucu dan mantu hanya terjadi di belahan dunia barat. Kini di dalam negeri sendiri yang terkenal dengan sistem kekeluargaan yang erat dan kental  nilai-nilai itu sudah mulai bergeser. Gejala apa yang sudah terjadi sekarang ? nilai-nilai luhur yang sering diajarkan oleh orang tua dari jaman dulu kala untuk menghormati orang tua rupanya sudah mulai tergerus dan terpengaruh dunia barat.

Keluar dari ruang periksa dokter ada rasa sesak yang masih menggumpal. Kerinduan dan kehangatan pelukan seorang nenek untuk cucunya masih terasa. Rindu seorang Ibu/nenek yang tidak akan bisa terganti dengan segepok uang atau harta berlimpah. Karena kasih sayang hanya bisa tercurah dan dirasakan didalam hati. Bukan disebuah perjanjian.

" Untuk seorang Nenek yang merindukan cucunya "

Kamis, 17 Oktober 2013

Pentingnya sarapan dan menu seimbang untuk keluarga

Anak-anak setiap hari ke sekolah punya kebiasaan membawa bekal dari rumah.  " Untuk bekal sekolah kita pesan mamanya Rangga saja, makanannya enak dan fariatif ".  kata Rangga sepulang sekolah menyampaikan komentar teman-temannya. Alhamdulillah senang mendapat pujian dari teman-temannya.  Sejak masih di Sekolah Menengah Pertama  sampai sekarang duduk di kelas dua belas kebiasaan membawa bekal dari rumah  tidak pernah ditinggalkannya. " Lebih kenyang , lebih sehat dan murah " demikian alasannya.

Saya senang dia lebih suka membawa bekal dari rumah daripada jajan di sekolah yang belum tentu terjamin kebersihanya. Padahal biasanya anak laki-laki lebih malu untuk membawa bekal dari rumah, itu yang seringkali saya dengar dari beberapa orang tua yang memiliki anak laki-laki sebaya dengan anakku.

Setelah sholat subuh kesibukan di dapur   biasanya sudah  dimulai , menyiapkan sarapan dan bekal yang akan dibawa mereka ke sekolah. Akan lebih mudah jika mereka sudah request dari semalam makanan apa yang akan dibawa esok hari ke sekolah,  saya tinggal membuka lemari es dan memasak makanan yang mereka minta. Repotnya  anak-anak sangat suka sekali makan telur, hampir setiap hari harus selalu ada telur dalam menu makanannya. Tinggal saya yang harus pandai-pandai mengatur masakan agar telur yang dimasak tidak hanya sekedar telur dadar atau telur ceplok.

Selain membawa bekal ke sekolah mereka tetap sarapan terlebih dahulu, karena ini penting untuk anak-anak. Ada enam manfaat sarapan pagi :

  1. Memberikan energi lebih, tubuh memerlukan energi yang cukup untuk aktivitas di pagi hari dan energi tersebut dapat diperoleh dari sarapan pagi. Hal ini membuat tubuh tetap fit dan tidak cepat lelah.
  2. Menyegarkan otak, otak juga mendapatkan nutrisi dari sarapan, sehingga otak dapat berpikir lebih baik dan cepat, selain itu sarapan pagi juga meningkatkan konsentrasi.
  3. Mencegah penyakit maag, sarapan pagi membuat lambung terisi makanan sehingga dapat menetralisir asam lambung. Lambung yang terlalu lama kosong dapat menimbulkan rasa perih di lambung dan berakibat pada sakit maag.
  4. Membantu perkembangan anak, bagi anak-anak usia sekolah konsentrasi belajar, kemampuan berpikir, daya ingat akan meningkat jika sudah mengonsumsi sarapan. Anakpun jadi lebih mudah menyerap pelajaran dan kebutuhan nutrisi untuk perkembangan anak juga terpenuhi.
  5. Menyehatkan tubuh, sarapan pagi membuat tubuh terhindar dari kolesterol. Hal ini dikarenakan sarapan mampu mendorong metabolisme sehingga produksi enzim yang meningkatkan kolesterol berkurang. Selain itu sarapan secara rutin juga bisa mengecilkan lingkar pinggang hingga 5 cm. Satu hal yang perlu diperhatikan porsi sarapan hendaknya tidak terlalu banyak, karena dapat mengganggu aktivitas. Menjadi ngantuk misalnya.
  6. Menghindari makan tak terkontrol, sarapan pagi menghindarkan kita dari rasa lapar berlebih. Jika tidak sarapan, yang terjadi adalah rasa lapar mengakibatkan porsi makan siang menjadi lebih banyak dan lebih banyak mengonsumsi camilan. Dari camilan-camilan inilah yang dapat menyebabkan kegemukan.
Selain pentingnya sarapan perlu diperhatikan pula mereka mendapatkan menu yang seimbang.
Konsep menu seimbang ini  harus menjadi pedoman setiap keluarga dalam menyusun menu sehari-harinya. Maknanya agar setiap keluarga atau individu dalam menyusun menu sehari-harinya berpedoman pada menu " empat sehat lima sempurna ". Artinya jika pedoman tersebut dijalankan, maka akan tercapai kesehatan yang diharapkan dan menjadi sempurna jika dilengkapi dengan susu.

Menu empat sehat lima sempurna yang dianjurkan terdiri atas bahan-bahan makanan sebagai berikut :

  1. Makanan pokok, makanan pokok merupakan sumber karbohidrat penghasil energi yang juga membuat rasa kenyang. Contohnya, nasi, roti, mi, jagung, singkong, dan sagu.
  2. Lauk-pauk hewani dan nabati, lauk-pauk ini sebagai sumber protein yang juga membuat nikmatnya hidangan jika dicampur dengan makanan pokok yang rasanya netral. Contoh pangan hewani diantaranya daging ( sapi, kambing, domba dan kerbau ), unggas ( ayam, bebek dan burung ), ikan ( ikan darat dan ikan laut ), serta telur. Sementara pangan nabati, seperti tempe, tahu dan kacang-kacangan.
  3. Sayur-sayuran. Sayur-sayuran merupakan sumber vitamin, mineral dan serat, yang membuat rasa nyaman serta meningkatkan selera. Sayuran dapat diolah menjadi sayuran berkuah, tumis-tumisan maupun lalapan disertai sambal.
  4. Buah-buahan. Buah-buahan merupakan sumber vitamin, mineral dan serat. Mengonsumsi buah dapat membuat rasa segar sehingga umumnya dijadikan hidangan penutup ( dessert ).
  5. Susu. Akan menjadi sempurna jika menu makanan ditambahkan dengan susu.

Referensi  : Sehat cara Al Qur'an dan Hadis, Dra. Emma Pandi Wirakusumah, M.Sc. ( Ahli Gizi )




Jumat, 11 Oktober 2013

Alamat Email Media


BERIKUT alamat-alamat email redaksi koran, majalah, jurnal dan tabloid yang menerima kiriman CERPEN/PUISI/ESAI.


1. Kompas
opini@kompas.co.id, opini@kompas.com
Honor cerpen Rp. 1.400.000,- (tanpa potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (tanpa potong pajak–referensi Esha Tegar Putra), biasanya 2-3 hari setelah pemuatan, honor sudah ditransfer ke rekening penulis.

2. Koran Tempo
ktminggu@tempo.co.id
Honor cerpen tergantung panjang pendek cerita, biasanya Rp. 700.000,- honor puisi Rp. 600.000,- (pernah Rp. 250.000,- s/d Rp. 700.000, referensi Esha Tegar Putra), ditransfer 2 mingguan setelah pemuatan.

3. Jawa Pos
ari@jawapos.co.id
Honor cerpen Rp. 1.000.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (referensi Isbedy Stiawan Zs), ditransfer 1-2 minggu setelah cerpen/puisi dimuat.

4. Suara Merdeka
swarasastra@gmail.com
Kirimkan cerpen, puisi, esai sastra, biodata, dan foto close up Anda. Cerpen maksimal 10.000 karakter termasuk spasi. Honor cerpen Rp. 300.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 190.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen. Bisa diambil langsung ke kantor redaksi atau kantor perwakilan redaksi di kota Anda—jika ada.

Rabu, 25 September 2013

Ibadah Haji Keikhlasan dan Pengorbanan

Peristiwa ibadah haji merupakan perintah Tuhan Yang Maha Esa kepada hamba-hamba-NYA yang mampu sebagaimana tercantum dalam kitab suci Al Qur'an. Dan bagi yang tidak mampu harus sabar menunggu sampai saat kemampuan itu tiba. Namun dimasa sekarang banyak dari mereka yang sebetulnya belum mampu tetap memaksakan diri berangkat ke tanah suci dengan bantuan dana talangan yang diragukan ke sar'iannya dan menghambat mereka yang betul-betul sudah mampu sehingga menjadi daftar tunggu keberangkatan cukup panjang dan lama.

Walaupun Ongkos Naik Haji (ONH) dari tahun ke tahun terus meningkat namun tidak menyurutkan niat mereka yang sudah terpanggil untuk melaksanakan perintah Allah yang satu ini. Tidak terbatas mereka yang memang sudah cukup mampu bahkan adapula dari mereka yang memerlukan waktu berpuluh tahun  mengumpulkan dana untuk bisa berangkat ke tanah suci. Namun ada juga mereka yang sudah memiliki dana cukup untuk beribadah haji, tetapi selalu sibuk dengan urusan duniawi sehingga belum sempat ke tanah suci , dan setiap kali ditanya selalu memberi jawaban " belum mendapat panggilan ". Sampai akhirnya keburu wafat. 

gambar diambil dari inspirasiislami.com

Para ulama  mengatakan, naik haji itu tergantung "niat". Jika seseorang sudah berniat secara kontinyu, misalnya ketika melihat rombongan haji akan berangkat, yang bersangkutan memasang niat ingin naik haji  namun kemampuan dana tidak memungkinkan yang bersangkutan untuk naik haji. Pada suatu waktu ada saja orang yang rela mengorbankan uangnya sebagai penyandang dana bagi orang yang "tidak mampu" namun punya  "niat". Maka berangkatlah yang bersangkutan naik haji. Seperti yang pernah diceritakan seorang ustadzah dalam suatu pengajian tentang tukang becak yang berangkat haji setelah ada seseorang yang membiayai keberangkatannya.

Seorang tukang becak yang biasa mangkal dekat sebuah hotel suatu ketika mendapat  penumpang yang meminta untuk mengantarnya kesuatu tempat. Ketika hendak dibayar tukang becak tersebut tidak mau menerima uang Rp 50.000 sebagai ongkosnya. Usut punya usut tukang becak sudah menanamkan dalam hatinya bahwa setiap hari jum'at akan membebaskan siapa saja yang menaiki becaknya untuk tidak membayar alias gratis. Itulah salah satu cara dia untuk bershodaqoh, yang dimilikinya hanyalah tenaga maka dengan itulah dia bershodaqoh. Penumpang yang tadi diantarnya kebetulan seorang pengusaha sukses, dia bertanya padanya apa keinginannya ? Tukang becak itupun  menjawab ingin naik haji, maka berangkatlah  dia ke tanah suci dengan seluruh biaya ditanggung oleh sang pengusaha, Subhanallah. Niat kuat dari seorang tukang becak untuk naik haji akhirnya kesampaian dengan seijin Allah.

Apakah inti peristiwa haji bila dikaitkan dengan peristiwa Idul Qurban ? Intinya adalah wujud pengorbanan, maka peristiwa berhaji itu adalah peristiwa berkurban.
Berkurban adalah sebuah aktivitas yang luhur, sebagaimana Nabi Ibrahim merelakan leher anaknya sendiri, Ismail untuk disembelih. Nyatanya Allah telah melakukan test-case kepada Nabi Ibrahim, apakah dia rela berkurban demi Allah ? Nabi Ibrahim bersedia, lalu putra Ibrahim dirubah bentuknya menjadi seekor kambing domba. Sehingga yang dipotong bukanlah leher Ismail putra Ibrahim, melainkan leher seekor domba.

Peristiwa haji itu sendiri ada pula simbol positif dan simbolik penghancuran yang negatif. Yang negatif dalam kehidupan manusia itu adalah setan, yakni sifat perusak. Maka ada satu aksi bagi jemaah haji, yakni peristiwa melempar batu untuk menghancurkan setan, menghancurkan yang negatif. Jadi, tampaklah jelas beribadah haji itu juga semacam upaya untuk menghancurkan yang negatif, sehingga dalam diri manusia cuma tinggal yang positif saja.

Dibalik segala lambang yang diabadikan oleh mereka yang pergi beribadah haji, akhirnya cuma pengorbananlah yang menonjol. Orang harus memahami perlunya pemerataan dalam kehidupan, gengsipun harus dikorbankan, karena disana semua orang sama rata, tidak ada raja/presiden yang kedudukannya lebih tinggi dari orang kecil. Pemerataan diperlihatkan secara total. 

Sekian juta umat Islam pada hari Idul Qurban yang bertawaf diseputar Ka'bah serentak mengucapkan " Ya Allah, kami datang memenuhi panggilanMU ! Allahumma La Baik ! "

Allahu Akbar ! Allah Maha Besar ! semoga Allah mencatat niat mereka untuk berhaji sebagai ibadah jika   tiba pada penghujung usia tetap belum berangkat karena panjangnya daftar tunggu atau sesuatu hal terjadi padanya, Aamiin.........

Minggu, 30 Juni 2013

Buku Antologi Pertamaku



Dua puluh orang penulis dari berbagai tempat di Indonesia, berkolaborasi apik dalam sebuah buku : Rainbow. Rainbow berisi dua puluh flash fiction ( cerita pendek ) dengan ending yang tidak terduga. Antologi karya fiksi yang sangat singkat. Mengajak pembaca menyelesaikan cerita jauh dari perkiraan. Dengan kisaran kata yang terbilang ringkas, antara 450 hingga 750 kata. Kisah-kisah sederhana namun sering menyesatkan. Lantas menawarkan akhir yang tak terduga. Memaksa pembaca tak bisa melepas Rainbow, hingga seluruh cerita habis dilumat. Terpana dan berkomentar, " Gile, gak nyangka ".

Untuk pemesanan Rainbow sebagai berikut :
  1. Transfer ke BCA, no rekening  : 7890796758 a/n  MUH. YUSRAN AL RASYID, SE
  2. SMS konfirmasi transfer ke : 0852 999 33049 dengan menuliskan nama lengkap, alamat pengiriman buku, nomor telepon yang bisa dihubungi, nomor bukti transfer rekening.
  3. Transfer ke BNI, no rekening :  029 - 961 - 8038 a/n MUH. YUSRAN AL RASYID, SE
Dengan harga Rp 48.507 bebas ongkir kecuali Papua dan Sumatera

Ini adalah kalimat penawaran dalam rangka promosi buku antologi pertama saya dari penanggung jawab Umma Azura,  yang ditulisnya pada grup penulisan kami yaitu Write for Healthy. Wow........surprise sekali tidak nyangka secepat itu karya kami sudah bisa dirilis. Hampir tidak percaya nama saya termasuk dalam salah satu kontributor dari ke dua puluh orang yang terlibat dalam proyek buku ini. Ini adalah buku antologi pertama saya.

Teknologi internet jika dimanfaatkan sebaik mungkin akan memberikan manfaat luar biasa, contohnya pembuatan buku ini. Keseluruhan dari para penulis ini, tidak ada yang pernah bertemu satu sama lain sebelumnya. Kami masing-masing hanya bertemu dan berkomunikasi lewat dunia maya. Pertama kali saya ditarik kedalam grup ini setelah terlibat dalam pelatihan kepenulisan secara online dan terlibat dalam pembuatan buku antologi yang  akan diterbitkan oleh salah satu penerbit besar yang cukup ternama, tapi sampai sekarang masih belum tahu  kapan buku tersebut terbit. Hanya menurut informasi terakhir dari penanggung jawab naskah-naskah kami sampai sekarang masih dalam antrian untuk editing. Dan ternyata proyek buku Rainbow yang digagas belakangan malah lebih dulu rilis dan segera terbit.  

Proses pembuatan Rainbow ini cukup unik, masing-masing penulis mengirimkan naskahnya kepada penanggung jawab, dan hanya dua puluh naskah yang akan dijadikan dalam satu buku. Sehingga siapa yang paling cepat mengirim naskah dialah yang kemungkinan besar akan mendapatkan tempat. Namun inipun melalui proses seleksi cukup ketat, tidak ada satu naskah yang langsung jadi dan lolos. Masing-masing penulis bisa mengirimkan naskahnya berulang-ulang untuk refisi sehingga dirasa cukup layak untuk diterbitkan menurut kriteria penanggung jawab. 

Hebatnya penanggung jawab memberikan banyak masukan dan pembelajaran pada penulis yang masih baru dan dia tetap memberikan kesempatan untuk ikut terlibat dalam proyek buku ini. Inilah ke dua puluh orang penulis yang naskahnya dinyatakan lolos untuk diterbitkan dalam sebuah buku dengan nama Rainbow. Umma Azura, Liza P Arjanto, Moocen Susan, Marita Ningtyas, Fitri Kurnia, Zulziah Arth, Okkie Noor, Enni K Hairuddin, Tina Sulyati, Rachmawati, Hendra J. Hamzah, Wulan Habibuw, Wiwi Haryanti, Rif Dj, Tizara, Yoza Yozie, Suci Marga, Khansa Apriya, Tri Nurhidayati, Nita Widodo.


Terima kasih teman untuk semua dukungannya, semoga ini bukan satu-satunya karya kita tapi masih akan banyak karya-karya lainnya yang akan segera menyusul. Semoga............selamat untuk kalian semua.

Untuk kesinambungan antologi ini akan dibuka kembali kesempatan bagi anda yang tertarik menjadi bagian dari buku antologi yang kedua, disini persyaratannya :

Dicari : 20 Naskah Flash Fiction Untuk Dibukukan!

Syarat-syarat pengiriman naskah sebagai berikut :

1. Tema FF (pilih salah satu) : cinta, perjuangan hidup atau misteri/horor;

2. Boleh kisah nyata sendiri, terinspirasi dari kisah nyata teman, atau murni fiktif (rekaan);

3. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia yang benar dan komunikatif;

4. Naskah yang diikutkan karya asli (bukan jiplakan, terjemahan atau saduran), belum pernah dipublikasi dalam bentuk apa pun dan tidak sedang disertakan lomba serupa;

5. Naskah ditulis dalam format word;

6. Panjang FF 450 hingga 750 kata;

7. Twist ending (akhir yang mengejutkan);

8. Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari 1 naskah;

9. Cerpen dikirimkan dalam "lampiran" berupa file WORD, jadi bukan di badan email. Biarkan badan email tetap kosong;

10. Email diberi judul Namama spasi judul Flash Fiction misalnya: "Alexandra spasi Dirimu Di mana?".

11. Kirimkan naskah Anda ke email : rinra.publishing@gmail.com

12. Naskah dikirim bersama surat pernyataan keaslian naskah, identitas KTP/Kartu Pelajar/Paspor/SIM/Kartu Keluarga (Pilih salah satu), foto diri pose bebas, profil singkat, beserta no HP dan alamat lengkap.

13. Memiliki buku Rainbow : 20 FF Twist Ending, terbitan Rinra Publishing

Naskah ditunggu sampai akhir September 2013.

Jumat, 28 Juni 2013

Apakah Prestasi Olah Raga bisa Menghambat Prestasi Akademik ?


Ditengah kekhawatiran banyak orang tua tentang pergaulan dan cara mengisi waktu luang putra/putrinya. Saya berlega hati karena putra putri kami punya kegiatan positif   diluar waktu sekolahnya, jika si bungsu memilih menari sebagai ekstra kurikulernya, si sulung memilih basket sebagai ekstra kurikulernya. Pernah ada kekhawatiran timbul ketika membaca satu artikel yang mengatakan jika anak berprestasi dibidang olah raga maka prestasi akademiknya tidak demikian. Bagaimana dengan Rangga, si sulung ? apakah dia juga akan demikian  ? apakah sekolahnya akan terganggu karena dia terlalu sibuk dengan latihan dan kompetisi ? Tapi ternyata kekhawatiran itu sirna manakala Rangga bisa membuktikan walaupun dia aktif di olah raga dan menjadi pemain andalan baik di sekolah maupun di klub, nilai akademiknya tetap baik. 
 
Basket menjadi ekskul pilihannya ketika SMP, dimana saat itu setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti salah satu ekskul dari sekian banyak ekskul di sekolah. Sejak saat itu dia semakin jatuh cinta terhadap olah raga yang satu ini, tidak ada hari tanpa latihan.Terkadang saya kasihan dan khawatir sekolahnya terganggu, apalagi jika sudah musim kompetisi. Hampir tidak ada waktu untuknya beristirahat. Saya katakan padanya jika prestasi belajar menurun terpaksa basket berhenti. Rupanya kalimat itu benar-benar mengena dan selalu diingat. Karena tidak ingin basketnya terhenti semakin memotivasi dia untuk semakin giat belajar. Alhamdulillah dia lulus SMP dengan hasil yang tidak mengecewakan. " Waktu mau masuk SMP Mama sama Papa yang mencarikan sekolah buat aku, tapi untuk SMA giliran aku yang menentukan sekolahku sendiri ", demikian ujarnya saat menentukan pilihan SMA-nya. Dan ternyata dia memilih sekolah yang menurut dia olah raga basketnya cukup baik dan maju. Saat itu guru olah raganya menganjurkan untuk mengikuti jalur prestasi  yaitu basket, karena dia dinilai baik diolah raga yang satu ini. Tapi saya lebih sreg jika dia mengikuti jalur akademik. Alhamdulillah dia masuk ke sekolah yang menjadi pilihannya sendiri melalui jalur akademik bukan jalur olah raga. Itu menunjukkan walaupun prestasi olah raganya bagus namun prestasi akademiknya tidak kalah bagus pula.

Basket telah membuat Rangga jauh lebih percaya diri, supel, tanggung jawab, disiplin dan lebih sportif. Dia tetap bertanggung jawab terhadap sekolahnya. Saya dan papanya tetap memberi kepercayaan padanya untuk menentukan apa yang dia suka dan terbaik untuknya. Seperti ketika memilih jurusan " Mah, aku bukannya tidak bisa masuk IPA tapi lebih baik aku berprestasi di IPS daripada aku terseret-seret di IPA, karena menurutnya dia agak kerepotan di fisika ", demikian ucapnya ketika pemilihan jurusan. Dan kamipun tidak memaksakan dia untuk tetap memilih jurusan IPA tapi memilih jurusan yang dikehendakinya. " Benar Ibu dan Bapak tidak keberatan jika Rangga masuk ke jurusan IPS nilai-nilainya cukup baik untuk bisa masuk jurusan IPA " ujar wali kelasnya setengah meyakinkan. "Padahal banyak orang tua yang memaksakan putra/putrinya masuk IPA walaupun  nilainya kurang memenuhi syarat ", ujar wali kelasnya lebih lanjut. " Anak kami  lebih tahu akan kemampuannya sendiri, biar dia bertanggung jawab untuk jurusan yang dipilihnya ", ujar kami pada wali kelasnya. Dan ternyata Rangga benar-benar membuktikan ucapannya walaupun dia sibuk dengan basket, tetapi dia bisa berada pada posisi 10 besar di kelasnya.

Saya dan suami menerapkan sistem demokrasi pada anak-anak. Mereka sendiri yang menentukan apa yang menjadi kesukaan dan pilihannya, kami hanya mengarahkan dan memberi penjelasan bila dianggap perlu. Seperti untuk pemilihan jurusan, kami tidak menganggap bahwa jurusan IPA lebih baik daripada jurusan IPS atau murid-murid IPA lebih pandai daripada murid-murid IPS. Bagi kami semua jurusan itu sama baik dan bagusnya, jika anak lebih nyaman dan bisa berprestasi di IPS mengapa orang tua harus memaksakan anak untuk memasuki jurusan yang membuat anak merasa terbebani.

Ternyata anggapan yang mengatakan bahwa jika anak bisa berprestasi dibidang olah raga belum tentu dia bisa berprestasi di bidang akademiknya, tidak sepenuhnya benar. Kami tetap memberikan kelonggaran untuk anak bisa mengembangkan bakat dan hobbynya tetapi tetap mengingatkan dia akan kewajibannya sebagai seorang pelajar. " Berprestasi dibidang olah raga ada batasan umur , berilah kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk bisa meraih prestasi selagi usianya masih memungkinkan, namun tetap mengingatkan padanya bahwa mencari ilmu itu tetap penting dan menjadi nomor satu sebagai bekalnya dalam kehidupan ".







Kamis, 13 Juni 2013

Isyarat Rindu dari Mak Iah

" Suara tangisan seorang perempuan begitu jelas terdengar. Semakin hari suara tangisan yang terdengar semakin keras. Kucari-cari siapa yang sedang menangis dengan mengikuti arah datangnya suara. Tetapi tidak tampak seorangpun yang sedang menangis. Hampir setiap hari suara tangisan itu selalu menggema mengisi seluruh ruangan namun tidak terlihat seorangpun disana, hanya ada saya seorang. Lalu siapakah yang  sedang menangis ? mengapa suara tangisannya begitu jelas terdengar dan semakin hari semakin kencang ? "

Kuceritakan semua yang saya dengar pada suami, tentang suara tangisan  yang terasa begitu dekat sekali di telinga. " Mungkin Mak Iah sedang rindu pada Mama, nanti kita tengok bukankah sudah lama pula kita tidak menengoknya ? Dia memberi isyarat melalui suara tangisan yang mama dengar padahal tidak ada satupun disekitar mama yang sedang menangis !" ujar suami.

Mak Iah, seorang perempuan berusia 90 tahun saat ini hanya bisa berdiam diri didalam rumahnya . Sesekali dia turun dari  pembaringannya, sebuah bangku berukuran 90 x 150 m beralas kasur kapuk yang sudah tipis, hanya untuk sekedar menghibur diri dengan menonton televisi berukuran 14 inch. Mak Iah tinggal di sebuah rumah kecil setengah tembok, jauh di pelosok kota di dekat sungai Citarum. Yang sering kali airnya meluap keluar dan membanjiri daerah di sekitarnya. Mak Iah tinggal bersama anak, cucu dan menantunya. Berbagi tempat dan ruang dengan banyak penghuni didalamnya. Sementara tempat beristirahat Mak Iah, bukanlah sebuah kamar tidur yang layak disebut kamar tidur. Hanya ada satu ruangan dan sebuah lemari tempat menyimpan televisi dan dibalik lemari itulah tempat pembaringan Mak Iah. Di satu-satunya ruangan itu pula biasanya dia berkumpul bersama anak, cucu dan menantunya. Sebenarnya masih ada dua kamar lagi, tetapi kamar itu dipakai oleh anak, mantu dan cucu. Sementara Mak Iah hanya kebagian "kamar" dibalik lemari tua.


Mak Iah adalah pengasuh saya ketika kecil. Sebelum bisa berjalan, seingat saya dialah yang sering menggendong saya kesana kemari untuk menjalani terapi. Samar-samar sudah bisa kuingat bagaimana dia selalu menggendong dengan kain batik panjangnya, berangkat dari rumah dengan  menaiki bemo kendaraan roda tiga yang dahulu menjadi kendaraan umum untuk mengunjungi Dokter Nagar Rasyid, yang merawat polio saya bersama dengan ibunda. Mak Iah juga yang selalu mengurus dan menemani hari-hari saya karena kedua orang tua cukup sibuk dengan usahanya. Saya hanya bisa bertemu kedua orang tua di kala sore hari, sementara sepanjang hari hanya Mak Iah lah yang menjadi teman setia saya. Dia begitu telaten dan sayang sekali, seolah saya adalah anak kandungnya sendiri. Dan saya pun seperti memiliki dua orang ibu, satu ibu kandung dan satunya lagi adalah Mak Iah.

Sampai beranjak remaja dan usia Mak Iah semakin renta, dia sudah tidak lagi bekerja dan menjadi pengasuh saya. Namun dia masih sering datang berkunjung. Ada ikatan kuat diantara kami untuk saling merindukan, demikian juga saya jika lama tidak bertemu selalu menghadirkan rasa rindu untuk datang mengunjunginya. Setelah saya menikah dan Mak Iah berpindah  rumah cukup jauh. Saya pernah memintanya untuk tinggal bersama-sama dengan kami, namun  anak-anaknya tidak mengijinkan Mak Iah tinggal bersama-sama dengan kami.


Suara tangisan seorang perempuan yang sering terdengar akhirnya membawa saya bersama dengan suami menempuh perjalanan cukup jauh membelah kemacetan kota Bandung yang sudah akut, sampai akhirnya tiba di rumah Mak Iah setelah dua jam perjalanan. Begitu kami sampai di rumahnya dan masih di ambang pintu, Mak Iah langsung turun dari pembaringannya untuk sujud syukur. " Gusti Allah, hatur nuhun sagala pamaksadan abdi  nu dipikahayang nu dipenta beurang peuting, ayeuna dikabulkeun hatur nuhun, Gusti Allah " ( Gusti Allah, terima kasih semua yang diinginkan dan diminta siang malam telah KAU kabulkan ), ujar Mak Iah disela-sela sujud syukurnya. Ternyata Mak Iah memberikan isyarat kerinduannya melalui suara tangisan yang sering saya dengar. SUBHANALLAH ! begitu besar rasa rindu yang ditahannya untuk saya, rindu seorang ibu untuk anaknya walaupun dia bukan anak yang dilahirkan melalui rahimnya sendiri.

Mak Iah langsung tersedu di pangkuan saya cukup lama, dipeluknya saya erat-erat seolah tidak ingin
dilepaskan kembali. Dia tidak memperdulikan buah tangan untuknya, ada kasur, bantal dan selimutnya, karpet juga sembako. Dia hanya ingin bertemu dan memeluk saya, sekuat tenaga saya berusaha untuk menahan hangatnya bulir-bulir halus luruh membasahi pipi, namun akhirnya jebol juga. Kami larut dalam tangisan penuh rasa bahagia, dan membiarkan Mak Iah menumpahkan semua kerinduannya. " Maafkan saya Mak, baru sekarang bisa menjengukmu ", ujar saya. Suara tangisan yang sering saya dengar, ternyata adalah sebuah isyarat kerinduanmu. Pandangan Mak Iah begitu lekat penuh selidik, dia seperti tengah berusaha meyakinkan dirinya sendiri " betulkah yang kini berada di hadapannya seorang anak yang sangat dirindukan dan ditunggu kedatangannya ! "

" Nginaplah disini bersama Mak ", pinta mak ketika kami pamit pulang. Tapi Mak, anak-anak di rumah bagaimana ? , Insyaallah nanti setelah lebaran, kami datang kembali menengok Mak, ujar saya. Ada mendung menggurat wajahnya ketika kami pamit dan meninggalkannya pulang. Namun ada sedikit senyum menghias bibirnya setelah rasa rindunya terpuaskan. Dalam hati saya berjanji mudah-mudahan masih diberi umur dan kesehatan untuk kembali bisa menemui Mak Iah yang selalu kurindukan dan dirindukannya, Aamiin.........

" Seseorang belum bisa dikatakan berhasil/sukses, jika belum bisa membahagiakan Ibunya ", andai saja semua bisa saling perduli dan membagi kasih sayang pada sesama, tidak akan ada orang tua yang hidup dalam kesendirian dan kesepian, tidak akan ada orang tua yang terpaksa meminta-minta hanya untuk mengisi perutnya. Tidak akan ada orang tua yang hidup di kandang kambing, dan tidak ada orang tua yang merana dalam kesendirian dimasa tuanya. Saya seorang ibu dan faham bagaimana jika seorang ibu merindukan anaknya. Dan Mak Iah walaupun bukan ibu yang melahirkan saya, tapi bagi saya dia tetaplah ibu sejati yang pantas di hormati, dihargai dan dicintai. Dia telah memberikan begitu banyak cinta dan kasih sayangnya, karena itu diapun pantas mendapatkan perhatian dan cinta dari kami yang menyayanginya. Saya adalah anak yang diasuhnya dari kecil, dan disisa hidupnya Mak Iah pantas untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang saya. Dengan cara mengunjungi dan tetap memberikan perhatian untuknya saya menyemai cinta untuknya di sisa umurnya yang sudah renta.


Anak, Cucu dan Mantu Mak Iah


Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani,





Kamis, 06 Juni 2013

Post Polio Syndrom, Dampak dari Virus Polio

Post Polio Syndrom ( PPS ) adalah suatu kondisi setelah sembuh dari serangan akut awal dari virus polio.  Paling sering penderita polio mulai mengalami pelemahan baru dan bertahap pada otot yang sebelumnya terkena polio. Gejala yang paling umum terjadi adalah berupa pelemahan otot progresif lambat, kelelahan ( baik umum dan berotot ), dan penurunan bertahap dalam ukuran otot ( atrofi otot ). Nyeri dari degenerasi sendi dan meningkatkan kelainan bentuk tulang seperti skoliosis ( kelengkungan tulang belakang ) adalah yang biasa mendahului kelemahan dan atrofi otot. Adakalanya juga terjadi gangguan pernafasan.

Akhir-akhir ini saya sering merasa sakit dibagian punggung, mudah cape, lelah, kaki mudah pegal apalagi jika sudah bepergian atau berjalan cukup jauh., juga seringkali mengalami kesulitan tidur. Padahal dulu hal-hal yang sudah disebutkan tidak pernah saya rasakan. Saat hamil dan setelah melahirkan rasa sakit dipunggung semakin menjadi, adakalanya untuk merebahkan diri saja harus pelan-pelan , karena tidak tahan dengan rasa sakitnya.Saya mulai mencari-cari penyebabnya, mungkinkah telah terjadi kelengkungan pada tulang belakang  (Skoliosis) ? Apakah ini juga ada kaitannya dengan Polio saya  ?

Rabu, 29 Mei 2013

Ketika Seorang Model Berganti Pakaian

Seorang laki-laki dengan postur tubuh proporsional, kulit putih, tinggi dan tentu saja ganteng telah berdiri dihadapan saya dengan hanya mengenakan pakaian dalam dan siap menanti sentuhan tangan untuk didandani. Dia adalah model yang akan memperagakan pakaian hasil rancangan saya, dalam rangka memenuhi ujian akhir di salah satu sekolah fashion design dimana saya sebagai salah satu muridnya.

Sebuah  kejadian yang sempat membuat terkejut, panik dan tidak tahu harus berbuat apa, kembali menari-nari di pelupuk mata ketika menyaksikan acara Jakarta Fashion Week beberapa waktu yang lalu. Dan Zahra sibungsu, sepulang sekolah membawa undangan meminta ijin untuk mengikuti audisi sebagai foto model disalah satu mall.
Kejadian yang adakalanya membuat tersenyum sendiri bila mengingat semua itu'

Kira-kira 20 tahun yang lalu, saya gemar sekali mengikuti berbagai macam kursus dan keterampilan. Aneka kursus keterampilan saya ikuti, salah satunya belajar fashion design di salah satu sekolah design yang berada di Utara kota Bandung. Pelajaran pertama yang didapatkan  adalah membuat lingkaran/bulatan, dan garis lengkung berulang-ulang di lembaran-lembaran kertas lebar. Saya sendiri lupa berapa lembar yang harus dikerjakan. Sempat ada rasa bosan juga tidak tahu apa tujuan dari membuat lingkaran dan lengkungan seperti yang biasa dilakukan oleh murid Taman Kanak-Kanak. Baru belakangan saya ketahui bahwa tujuan dari semua itu untuk membuat tangan menjadi lebih lentur saat menggambar.
Sebenarnya saya tidak pandai menggambar, dengan mengikuti sekolah fashion design otomatis dituntut untuk   bisa menggambar. Menuangkan ide rancangan kedalam bentuk gambar perlu latihan keras bagi saya., apalagi menggambar manusia yang biasanya dijadikan sebagai model, padahal selama di sekolah nilai menggambar tidak pernah lebih dari tujuh. Untungnya menggambar untuk sebuah rancangan baju tidak perlu terlalu sempurna bentuk kaki, tangan dan juga muka, yang penting adalah rancangan pakaian yang akan dibuat bisa dimengerti dan dibaca dengan mudah.


Setelah berbulan-bulan mendapatkan banyak teori akhirnya tibalah pada saat terakhir yaitu ujian. Untuk ujian ini setiap siswa diwajibkan  membuat empat rancangan pakaian, yang terdiri dari pakaian pesta pria dan wanita, pakaian kerja dan pakaian  casual. Semua rancangan ini akan diperagakan dalam salah satu pagelaran busana oleh peragawan dan peragawati profesional. Semua model telah disiapkan oleh pihak sekolah,  dan  masing-masing siswa hanya diberi ukuran tubuh model sebagai ukuran baju. Masing-masing model dibuat dalam satu kelompok yang terdiri dari 4 orang. Dan siswa bebas memilih kelompok model mana yang akan dijadikan modelnya. Semua kebutuhan penunjang pakaian seperti aksesoris wajib disediakan oleh siswa. Tetapi untuk sepatu jika bukan sepatu khusus mereka para model itu akan membawa sepatu sendiri-sendiri. Kita hanya menentukan warna sepatu apa yang dibutuhkan untuk menunjang penampilan.  Untuk semua persiapan tersebut  kami hanya diberi waktu satu bulan kerja.

Akhirnya tibalah acara fashion show sebagai ujian akhir  yang diselenggarakan disebuah cafe, dengan dihadiri oleh para orang tua siswa dan beberapa desainer lokal sebagai penilai, yang akan menentukan kelulusan. Jadi yang menentukan kelulusan siswa bukan guru dari sekolah yang bersangkutan, melainkan para desainer yang memang sudah ahli dalam bidangnya.

Semua hasil rancangan para siswa sudah tergantung rapih di ruang ganti, para model juga sudah siap demikian juga seluruh undangan sudah hadir memenuhi ruangan. Sempat saya melihat sekeliling ruang ganti tidak ada sekat pemisah antara ruang ganti pria dan wanita, padahal bukankah ada model pria juga ? Melongok ruangan lainnya, ternyata memang cuma satu itu ruang gantinya. Bercampur jadi satu ruang ganti pria dan wanita. 

Setelah acara dimulai dan para model mulai sibuk mengenakan pakaian yang akan diperagakan dengan dibantu oleh perancangnya. Saya sempat terkejut dan sedikit shock melihat para model begitu turun dari panggung dan siap berganti dengan baju berikutnya. Mereka tanpa risih sedikitpun langsung membuka pakaian hingga yang tersisa hanya pakaian dalamnya dihadapan banyak orang. Tanpa ada rasa malu dan risih sedikitpun dibawah tatapan mata  semua yang hadir di ruangan itu. Heh ! kutarik nafas panjang dan mengelus dada.  Memang hanya ada sedikit waktu tersisa untuk para model itu berganti pakaian, sehingga mereka melakukan semua itu dengan cepat. Dan begitulah yang mereka lakukan setiap berganti pakaian, dari satu pakaian ke pakaian lainnya. Dari satu catwalk ke catwalk lainnya.

Seperti yang sudah diceritakan diatas tiba-tiba dihadapan sudah berdiri model pria yang siap mengenakan pakaian hasil rancangan saya. Sempat kaget dan tidak tahu harus berbuat apa, ini untuk pertama kalinya berdiri dihadapan saya seorang pria dengan hanya mengenakan pakaian dalam, dengan  jarak yang sangat dekat, siap menunggu sentuhan tangan untuk didandani. Saya cukup risih dengan keadaan tersebut karena saat itu status  masih single, dan kebanyakan saudara juga wanita sehingga situasi tersebut membuat sedikit rikuh.Walaupun pernah juga  melihat model pria dengan hanya mengenakan pakaian dalam disalah satu majalah, tetapi berhadapan langsung dengan seorang pria dalam jarak yang cukup dekat dengan hanya mengenakan pakaian dalam belum pernah saya alami. Tapi yang bersangkutan cuek saja karena mungkin itu  memang sudah menjadi pekerjaannya dan sudah biasa baginya sebagai seorang model. Sempat melirik teman yang  merancang pakaian muslim, dia lebih terlihat canggung. Apalagi yang bersangkutan sudah menutup auratnya dengan hijab.


Dunia fashion show memang masih baru untuk saya. Itulah satu-satunya fashion show yang saya ikuti, mengikuti acara fashion show sebagai salah satu syarat kelulusan. Alhamdulillah akhirnya mendapatkan nilai tertinggi dan mendapatkan penghargaan sebagai siswa terbaik. Dunia fashion show telah membuat saya sedikit terperangah dengan kebiasaan para model berganti pakaian,  tidak ada rasa risih sama sekali bagi mereka untuk membuka pakaian dihadapan banyak orang. Juga keharusan para perancang untuk mendandani para modelnya telah membuat saya terkejut dan terperangah. Pikiran nakal saya sempat muncul,  mungkinkah ini salah satu penyebab para desainer pria akhirnya memilih untuk tidak menikah, karena sudah terbiasa melihat bagian dalam tubuh wanita sebagai modelnya. Wallahuallam Bissawab.



Menutup aurat untuk wanita muslimah wajib hukumnya sehingga ketika Zahra sibungsu, meminta ijin untuk mengikuti audisi sebagai model cilik di salah satu mall saya keberatan. Masih terbayang bagaimana para model berganti pakaian, namun juga tidak ingin mematahkan rasa ingin tahu si bungsu. Akhirnya saya kembali membuka foto-foto lama ketika mengikuti ujian akhir di sekolah fashion design dan memberikan pengertian padanya tentang alasan ketidaksetujuan saya. Bercerita sesuai pemahamannya bagaimana para model itu berganti pakaian pada saat fashion show. Alhamdulillah akhirnya dia mengerti dengan penjelasan saya dan lebih memilih menari sebagai hobinya.





Selasa, 28 Mei 2013

Antara Meracik Adonan Kue dan Meracik Kata Untuk Sebuah Buku


Tahun ini komunitas IIDN berulang tahun yang ke-3 apa ya kira-kira kado terindah untuk kado ulang tahunnya ? Walaupun tahun ini IIDN berulang tahun yang ke-3 tapi saya baru mengenalnya kurang lebih 5 bulan belakangan ini. Meskipun belum begitu lama berkenalan dan menjadi bagian dari keluarga besar IIDN, tetapi rasanya seperti sudah mengenal cukup lama. Banyak teman-teman dan sahabat baru yang saya temukan disana, sehingga tidak berlebihan kiranya jika kuberikan kue ulang tahun terindah untuk IIDN tercinta. Sayangnya saya tidak bisa memberikan langsung kue ini untuk dua orang guru terbaik di IIDN yaitu Indari Mastuti dan Lygia Pecanduhujan, kuenya saya kirim imagenya saja ya, he.........


Meracik adonan untuk membuat kue hampir sama dengan meracik kata untuk membuat buku. Hanya yang membedakan untuk membuat kue kue enak atau tidaknya adalah indera perasa , sedangkan  meracik kata untuk menghasilkan sebuah buku yang bagus mengandalkan otak dan pikiran. Tapi bukan berarti mereka yang memiliki ilmu dan daya nalar yang rendah tidak bisa menjadi seorang penulis. Karena seorang penulis punya kejelian dalam mencari isu, mengolah dan menuangkannya secara kreatif. Dengan ilmu seadanya, penulis bisa menghasilkan karya yang jauh lebih menarik daripada seorang yang sangat cerdas tetapi tidak terbiasa menulis.
Seperti halnya seorang ahli masak atau ahli membuat kue baru akan bisa menghasilkan kue dan masakan yang enak setelah melalui latihan dan uji coba berulang-ulang. Kebiasaan mereka melakukan uji coba akan membuat indera perasa mereka menjadi peka. Sehingga bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Demikian juga dengan para penulis, ketekunan mereka untuk terus berlatih dan menulis akan menghasilkan tulisan bagus. Keterlatihan otak dalam mengolah segala sesuatu yang ada di lingkungannya bisa menghasilkan karya yang menarik untuk dikonsumsi publik.
Lalu bagaimana saya bisa menyelaraskan kemampuan meracik adonan kue dengan kemampuan meracik kata, untuk menghasilkan sebuah karya yang bisa dikonsumsi oleh publik. Sementara usia sudah mulai beranjak senja, otak juga sudah mulai susah untuk menyerap berbagai bacaan. Kadang untuk mengerti apa yang dibaca saja harus berulang kali baru mengerti apa maksud dari isi bacaan tersebut. Memang harus diakui ini otak sudah mulai lola alias loading lama dan perlu tambahan nutrisi supaya tidak lola lagi. Namun saya teringat dengan salah satu buku yang mengatakan bahwa kebiasaan menulis dan membaca akan membuat seseorang terlihat awet muda. Bukankah kebiasaan menulis itu berbanding lurus dengan kebiasaan membaca juga !
Seorang pemikir Muslimah asal Aljazair Fatima Mernisi ditanya oleh para mahasiswinya, mengapa wajahnya tidak berubah dan nampak lebih muda dari usianya yang sudah setengah baya, ia menjawab “ Karena saya sering membaca dan menulis “. Pertanyaan yang kurang lebih sama sempat dilontarkan oleh putra sulung saat saya berulang tahun bulan kemarin “ Mengapa kulit mama belum keriput, rambut mama juga belum memutih seperti kebanyakan wanita-wanita seusia mama, padahal usia mama sudah hampir setengah abad “, mungkinkah karena sekarang menulis dan membaca sudah menjadi santapan sehari-hari yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja, sehingga berdampak pada wajah  yang kelihatan lebih muda dan berseri seperti halnya yang dialami oleh Fatima Mernisi ? Siapa sih yang tidak senang kelihatan tetap awet muda, mendapat pujian dari anak dan suami padahal resepnya sungguh sederhana yaitu banyak menulis dan membaca.
            Seperti kata Fatima Mernisi membaca adalah proses memasukkan ilmu, memasukkan gizi yang berkualitas bagi syaraf-syaraf otak. Sementara, menulis adalah memanfaatkan ilmu, menggerakkan ilmu agar berkembang dan mendapat tempat untuk meluas dan membentang. Ketika ilmu memiliki kesempatan untuk masuk dan keluar lagi, ia menemukan tempat untuk berkembang dan meremajakan diri. Dampaknya, orang yang memiliki ilmu itu akan tampak lebih remaja dari usianya.
 Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang ? “ Think big, start small, act now “, itulah yang saya lakukan bersama komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis. Berpikir besar bahwa suatu saat bisa menjadi seorang penulis besar dengan banyak karya besar yang bisa diterima oleh masyarakat. Bukankah itu sebuah cita-cita yang bisa terjadi pada siapapun yang mau belajar dan bekerja keras ? tapi cita-cita itu tidak akan tercapai jika  hanya berdiam diri saja tanpa pernah bergerak untuk memulainya. Demikian halnya dengan membuat kue, jika hanya dibaca resepnya tanpa mulai untuk membuatnya kue tersebut tidak akan pernah bisa dimakan untuk dirasakan enak atau tidaknya.
Saya memulainya dengan mengikuti pelatihan online yang diadakan oleh grup ini dengan mentor yang luar biasa yaitu Indari Mastuti. Begitu ada tawaran untuk mengikuti pelatihan online saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini apalagi biaya yang ditawarkan juga cukup terjangkau yaitu Rp 50.000 dengan dua kali pertemuan. Bandingkan dengan biaya pelatihan kepenulisan lainnya yang berbiaya ratusan juta rupiah. Padahal ilmu dan kesempatan yang ditawarkan sesudah mengikuti pelatihan ini luar biasa. Setiap alumni diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan menulisnya dengan membuat buku lewat agency IndscriptCreative yang akan diterbitkan oleh penerbit-penerbit besar salah satunya Gramedia. Bagaimana saya tidak bergirang hati dan seolah terbangun dari mimpi suatu saat ada salah satu tulisan saya yang mungkin akan diterbitkan oleh penerbit sekaliber Gramedia dan banyak diburu para penikmat buku, seperti halnya kue-kue produksi saya yang banyak diburu para penikmat kuliner.
Ibu Rumah Tangga profesi yang banyak disandang oleh sebagian besar anggota di grup kepenulisan
IIDN , tidak membuat para ibu ini kehabisan waktu untuk berkarya. Disela-sela kesibukannya sebagai istri dan juga ibu dengan segudang pekerjaan tapi masih mau belajar dan berkarya. Justru dari profesi mereka banyak digali cerita yang bisa ditulis dalam sebuah buku untuk bisa dibagikan kepada para ibu lainnya diluar sana sebagai cerita yang menginspirasi seperti kisah-kisah dalam buku Storycake for Amazing Mom. Mungkin ada sebagian orang menganggap apa sih bagusnya cerita tersebut, hanya sebuah cerita yang tidak ada artinya ? eit.....jangan lupa bahwa dari hal-hal kecil kita belajar untuk menjadi besar. Untuk sebagian orang mungkin sepele tapi masih banyak orang dibelahan dunia lainnya  menilai bahwa cerita itu sangatlah berharga. Ingat tidak kesuksesan dari buku chicken soup yang berisi kisah-kisah inspiratif, kisah yang banyak ditulis oleh para ibu rumah tangga yang akhirnya bisa mendunia ? Saya yakin suatu saat seri dari Storycake juga tidak akan kalah dengan seri chicken soup dan saya ada didalam sebagai salah seorang kontributornya.
Jadi kata siapa bergabung dengan komunitas IIDN tidak ada manfaatnya dan hanya buang-buang waktu ? Banyak penulis yang terlahir dari komunitas ini, keterampilan mereka terus diasah untuk melahirkan karya-karya besar, dengan judul yang tidak kalah menggelitiknya. Teringat saat berburu buku “Masuk Surga Walau Belum Pernah Sholat “ karya mbakyu Candra Nila Murti Dewojati. Judulnya yang menggelitik membuat penasaran untuk memiliki dan membacanya. Masa iya sih bisa masuk surga walau belum pernah sholat ? padahal sholat kan salah satu syarat utama bagi seorang muslim yang tidak boleh ditinggalkan. Membuat sebuah buku dengan judul menggelitik, sama halnya dengan membuat kue dengan bentuk yang unik dan lucu selalu membuat penasaran konsumen untuk memburunya. Semua keterampilan itu hanya bisa diperoleh lewat proses latihan berulang.
Siapapun bisa menjadi seorang penulis, begitu juga halnya siapapun bisa menjadi seorang chef. Mulailah berlatih menulis dari hal yang paling anda kuasai, demikian pernah diutarakan oleh Indari Mastuti. Saya jadi teringat buku catatan harian yang pernah ditulis oleh almarhum ayahanda berpuluh tahun yang lalu. Sebuah buku catatan harian yang tidak sengaja ditemukan dari dalam laci lemari yang sudah tua. Buku yang berisi semua catatan penting dalam kehidupan kami sekeluarga. Buku catatan harian ini merupakan warisan yang sangat berharga dan tidak ternilai untuk saya. Seandainya saja beliau tidak membuatkan catatan harian yang berisi kisah perjalanan hidup kami semua, mungkin sejarah kelahiran kami tidak akan sebegitu rinci kami ketahui seperti yang dituliskannya. Bukankah ingatan seseorang tidak sebaik ketika mereka masih muda ? sehingga menuliskan hal penting sebagai bagian dari sejarah hidupnya sungguh merupakan sebuah warisan yang tidak ternilai harganya.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Ibu Kartini, mengapa beliau begitu fenomenal dan dikenang banyak orang sebagai seorang pahlawan ? padahal di jamannya tidak sedikit pula pejuang-pejuang wanita. Yang membedakannya adalah karena Kartini berjuang dengan menuangkan fikiran dan cita-citanya kedalam bentuk tulisan yang bisa dibaca dan diketahui  banyak orang. Siapa yang bisa membaca pikiran dan mengetahui cita-cita seseorang jika yang bersangkutan hanya menyimpannya dalam pikiran ? Dan kini setelah berpuluh tahun semua tulisannya tersebut  masih bisa dibaca sebagai bagian sejarah yang tidak terlupakan.
Sungguh luar biasa apa yang dilakukan oleh seorang Indari Mastuti dan LygiaPecanduhujan untuk membantu para wanita mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh para wanita khususnya kaum ibu, melalui sebuah komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis. Inilah tindakan nyata yang dilakukan oleh para ibu untuk mewujudkan semua mimpinya menjadi seorang penulis. Seperti seorang ibu menumpahkan bentuk kasih sayangnya dalam sebuah tindakan nyata salah satunya dengan membuatkan kue-kue yang menjadi kesukaan anaknya.
 Komunitas IIDN memang relatif masih muda, keberadaannya baru memasuki usia tiga tahun. Bagai balita yang baru mulai tumbuh dan berkembang, tetapi prestasi yang dihasilkan oleh para anggotanya sungguh luar biasa. Banyak karya yang sudah ditelurkan melalui agencynya Indscript Creative. Banyak liputan mengenainya diberbagai media dan pemberitaan. Siapa yang bisa mengira diusianya yang masih dini kiprahnya sudah begitu menggelora. Mengundang banyak decak kagum dan mendapat banyak penghargaan.
Sehingga tidak salah saya katakan IIDN, Indari Mastuti, Lygia Pecanduhujan dan Indscript Creative adalah tokoh-tokoh dibalik kesuksesan para ibu rumah tangga dalam menggapai mimpi dan cita-citanya sebagai penulis. Meracik setiap kata untuk sebuah buku bagai meracik adonan kue, dibutuhkan latihan dan ketekunan untuk menghasilkan karya terbaik yang bisa dinikmati oleh setiap konsumen.